Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GENERASI MUDA MUHAMMADIYAH BUTUH JIWA ISLAMIYAH

GENERASI MUDA MUHAMMADIYAH
 BUTUH JIWA ISLAMIYAH  

            Telah seabad yang lalu, Muhammadiyah memulai perjuangannya dalam memberantas TBC (Tahayul, kurafat dan Bid’ah). Perjuangannya membawa sebuah perubahan yang besar, perubahan ditengah arus globalisasi. Jika dihitung, seabad bukan waktu sebentar bagi sebuah sejarah yang telah lewat. Ancaman globalisasi mampu mengikis keutuhan sejarah tersebut. Karena dalam ironi globalisasi, sebuah perubahan takkan pernah terelakkan. Globalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai proses masuknya keruang lingkup dunia. Sehingga globalisasi dapat dikatakan sebagai sebuah zaman dimana struktur kehidupan dari berbagai belahan bumi yang berbeda dapat merebak dan berkolaborasi dalam ruang lingkup dunia. Proses mendunia tersebut dapat berpotensi menggerus budaya yang tel. 
            Indonesia seabad lalu masih memiliki budaya diskriminasi terhadap wanita, kini telah berubah dengan sebuah perubahan paradigma yang diwabahkan seorang pahlawan nasional, R.A. Kartini. Namun apakah perubahan paradigma itu benar adanya, ketika kita melihat fakta dan realita yang ada saat ini. Kini banyak kaum wanita sepeninggal R. A. Kartiniterbata-bata membaca sejarahnya yang tak lagi utuh. Apa yang dulu dibangun Kartini, kini diuraikan orang-orang yang mengaku pewaris perjuangannya. Apa yang dulu pernah dikatakan kini dengan seenaknya sendiri orang menisbatkan kepadaya. Lalu yang perlu kita tilik disini, bagaimanakah sesungguhnya hakekat serta liku-liku perjuangan sang pahlawan emansipasi wanita, Raden Ajeng Kartini?

Tentang Generasi Muda
Tapi mengapa harus generaasi muda yang nantinya menjadi harapan islam? Pertanyaan ini mmungkin dapat dijawab oleh salah satu hadits Babi tentang ingat 5 sebelum 5, hadits yang juga dinyanyikan oleh group musik islam Raihan . salah satu bunyinya yaitu : “Ingat masa mudamu sebelum masa tuamu”. Hadits ini mengingatkan kita akan karunia yang diberikan oleh Allah yaitu berupa masa muda, karena banyak sekali kelebihan yang dimiliki seorang pemuda dibandingkan orang tua. Dari segi fisik, pemuda adalah orang-orang yang sehat dan kuat asalkan banyak berolahraga, serta penglihatan dan pendengarannya masih normal. Dari segi kemampuan berfikir pemuda adalah orang-orang cerdas asalkan banyak belajar dan berfikir, serta ingatannya masih kuat belum pikun. Dari segi yang lain juga p[emuda masih memiliki keunggulan dibandingkan orang tua.
Sifat pemuda dapat diumpamakan seperti rebung (tunas) bamboo, rebung mempunyai sifat tinggi menjulang melampaui yang lain, berdiri dengan tegak dan runcing, serta memiliki baju tabal dan berbulu halus. Tinggi menjulang melampaui yang lain artinya seorang pemuda adalah pelopor, bukan pengekor. Pemuda selalu memiliki potensi yang besar, potensi-potensi itu berkembang dengan cepat sehingga melampaui orang-orang masa lau (orang tua). Idealnya seorang pemuda harus lebih cerdas, lebih kritis, lebih luas wawasannya, lebih banayk ilmunya dan lebih baik tingkahs lakunya.
Pemuda itu seharusnya berdiri tegak dan runcing. Maksudnya pemuda adalah orang yang idealis dan kritis selalu menegakkan kebenaran, keadilan juga mewujudkan kesejahteraan dan mempunyai jiwa yang kokoh dan keyakinan yang kuat. Sehingga tidak terombang ambing zama, tidak mudah goyah oleh godaan dan tidak mudah dibuat pusing pleh perbedaan.
Terus pemuda juga harus berbaju tebal dan berbulu halus. Maksudnya pemuda harus memiliki pelindung agar tidak hancur karena lingkungan, karena banyak godaan, kejahatan dan keburukan didunai yang bisa menghancurkan diri kita, oleh karena itu, kita sebagai seorang pemuda harus memiliki baju yang tebal (pelindung), intinya hal-hal yang bisa membuat kita kokoh sep[erti iman yang tebal, ketaqwaan, lingkungan yang baik dan kondusif, ibadah yang rajin danbaik, dan sebagainya.
Selain itu juga pemuda merupakan [pemiliki sejarah masa depan, kita perhatikan saja, orang tua suka bernostalgia, orang dewasa sibuk dengan realita, sedang anak muda teguh dengan idealita. Kakek-nenek hobi bercerita, ayah ibu sibuk bekerja dan anak-anak membangun cita-cita jelas sekali bahwa kita para pemuda akan menjadi penopang bangsa dan agama. Baik buruk dunia, maju mundur negara dan hidup matinya agama tergantung pada kita. Dan yang paling penting, masa depan akhirat juga tergantung pada kita.
Kesimpulannya, generasi muda merupakan pemilik masa depan, harapan bangasa dan agama dan pemilik sejarah masa depan. Namun generasi muda harapan islam adalah generasi muda yang berkomit dan berpegang teguh pada islam, generasi muda yang mampu menjadi pelopor, idealis, kritis, memiliki keyakinan yang kokoh sehingga tidak mudah terombang ambing oleh zaman dan meiliki keimanan serta ketaqwaan yang kuat. Maka apabila generasi muda muslim seperti itu maka jayalah umat islam kelak.

Jiwa Islamiyah dalam Amar Makruf Nahi Munkar
           
.

Hari Esok Lebih Baik
            Agent of Change, begitu yang dikatakan Rahman Hanifan dalam bukunya Change Now terhadap seorang pemuda. Begitu pentingnya posisi pemuda dalam menopang kehidupan bangsa di masa depan, sehingga dalam GBHN 1993 pemerintah menyatakan, bahwa generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional. Tentunya ialah yang akan berperan membawa negeri ini kearah yang lebih baik dihari esok. Perjuangan pahlawan terutama R. A. Kartinidalam konteks ini akan dipertaruhkan ketika berada diujung tombak sang  pemuda.
Namun akan disayangkan apabila perjuangan yang diemban pemuda saat ini berbeda dengan yang dicita-citakan pendahulu kita, maka sudah saatnya kita meneruskan perjuangan terbaik yang telah diberikan pendahulu kita. Salah satunya apa yang dicita-citakan R. A. Kartinidalam memperjuangkan emansipasi wanita sudah sepatutnnya kita perjuangkan sesuai hakekatnya.
Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.
Kisah perjuangan dan kepeloporan Kartini mengandung banyak hikmah yang dapat kita petik. Tidak hanya bagi kaum perempuan, namun juga kaum pria. Karena pada hakekatnya perjuangan membebaskan diri dari ketidakadilan dan penindasan membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk kaum pria yang notabene lebih sering menyuburkan budaya patriarki.
Apa yang telah dilakukan Kartini semasa hidupnya patut menjadi teladan bagi kita semua, baik kaum perempuan maupun pria. Karena pada dasarnya perjuangan mewujudkan kesetaraan gender berkeadilan merupakan tanggungjawab bersama. Spirit yang digelorakan Kartini patut terus dilanjutkan, tanpa harus meninggalkan kodrat alam masing-masing dan peran utama sebagai pendidik dalam keluarga.
Lantas, siapakah yang dapat meneruskan perjuangan R. A. Kartini? Mampukah kita merajut masa depan bangsa supaya hari esok lebih baik? mampukah kita mewujudkan “Habis gelap terbitlah terang” yang pernah dicita-cita R. A. Kartini pada bangsa kita? Asalkan mau berjuang dengan gigih dan semangat, kita tentu akan mampu menghadapi semua masalah ini. Dan yang dapat meneruskan perjuangan bangsa dan menjaga pengorbanan R. A. Kartini adalah generasi muda. Sebab, kalau bukan generasi muda, lantas siapa lagi yang akan berjuang untuk meneruskan cita-cita dan impian itu? 
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Rahman Hanifan. 2006.Change Now-Jurus Duahsyat Muslim Huebat. Yogyakarta : Pro U Media.



Yogyakarta, 2010
Azhar Nasih Ulwan

Posting Komentar untuk "GENERASI MUDA MUHAMMADIYAH BUTUH JIWA ISLAMIYAH"