Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengabdian Never Give Up (Pengabdian Part #3)

 


Ustadz Purwanto dalam sebuah pembicaraan berkata kepada saya(Ganjar):"Alumni Mu'allimin yang sukses tidak ada yang mau peduli dengan Mu'allimin."Pesan ini menjadi sebuah peringatan keras bagi kita yang merasa "produk buatan" dari Mu'allimin.Pada awalnya mungkin kami pengabdian merasa kecil hati karena sadar akan kualitas kadar kelimuan yang tidak seberapa dibanding dengan musyrif lain yang ada di Mu'allimin.Tapi,kami sadar bahwa sebuah perubahan besar diawali dari langkah kecil.Kami merasa bangga karena mau peduli dengan sekolah kebanggaan umat ini.

Aral melintang,badai bergelombang,jalan terjal mendaki.Kami sadari kami hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan.Kami sering merasa disorientasi,gundah dan kacau dalam berpikir dan bertindak selama mengabdi.Menghadapi santri yang melonjak,diberi hati malah mintarempelo,salah paham dengan orang dalam,konflik dengan teman baru di kampus karena perbedaan persepsi dan sudut pandang,serta masih banyak masalah baru yang akan muncul seiring perjalanan kami dari detik ke menit,dan hari ke ke tahun.

Sejauh ini kami masih mendapat respek dari adik kelas dan ustadz mengingat kiprah angkatan 85 yang cemerlang dan menimbulkan kesan mendalam dan penuh makna bagi seluruh elemen Mu'allimin.Kami harus menyadari dan terus mengembangkan potensi kedirian kami masing-masing.Kami masih mencari bentuk permainan terbaik dalam sebuah pertandingan yang memerlukan penuh pengerahan kemampuan.Karena kami akan menjadi diri sendiri,bukan hanya mengandalkan kebaikan kolektif angkatan 85.

Untuk teman-teman kami yang super,tidak pernah luput kami sampaikan bahwa Mu'allimin selalu menunggu kepedulian dan kiprah kita bersama untuk membangun menjadi lebih baik.Ada sebuah nasihat bijak "ibda' bi nafsika".Namun masalah kita sekarang lebih kompleks dan akan terus bertambah jika orang hanya peduli dengan diri sendiri untuk berbuat kebaikan.Alangkah baiknya jika kata "Ibda'' bi nafsika" menjadi landasan orang lain dan menginspirasinya membentuk keshalehan sosial.

Kami tunggu untuk berjuang bersama.Tidak perlu ragu dan merasa rendah diri.Karena Mu'allimin bukan sekedar butuh Professor yang ahli teori,ulama yang ahli berdakwah,tapi seorang pemuda pemberani yang berani mengaplikasi ilmu yang pernah dan akan kita miliki.

oleh Ganjar Rachmawan Adiprana pada 19 Maret 2012 pukul 21:47 ·
(Azhar,Bahari,Galang,Ganjar,Shoffa;sahabat negeri 5 menari)

Posting Komentar untuk "Pengabdian Never Give Up (Pengabdian Part #3)"