Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sudah bersyukurkah 'aku' hari ini?

Awal Februari, ketika liburan semester perkuliahan masih menjadi agenda yang mengasyikkan, sebuah kejadian menarik yang mungkin langka ditemui terjadi tak jauh dari kosku. Pagi itu jalanan masih lenggang, jam menunjukkan pukul setengah enam. Satu dua motor mulai terdengar lewat didepan kosku. Maklum kosku hanya 3 meter dari jalan kampung, maka semua kendaraan yang lewat pasti terdengar suaranya, baik kendaraan dengan knalpot sopan sampai kendaraan yang knalpotnya mirip motor maling. 

Tak berapa lama, warga dikagetkan dengan suara motor yang menabrak. Karna suasana masih sunyi, suara tersebut terdengar hingga cukup jauh. Beberapa warga kaget dan bergegas keluar rumah. Tak disangka seorang bapak tua terjatuh dan tertindih motor pitungnya di pagar masjid (kosku berjarak sekitar 7 meter dari masjid atau berseberangan dengan jalan). Kondisi bapaknya terlihat cukup memprihatinkan, dengan raut yang sudah menampakkan usia senja, rambut mulai banyak beruban dan perawakan yang kurus. Warga langsung cepat tanggap, memberi air minum, mengkondisikan motor dan bapaknya di teras masjid. Setelah beberapa saat, bapak tersebut siuman dan menceritakan kenapa sampai bisa terjatuh.

Singkat cerita, kelelahan dan lapar membuat bapak tersebut tak sadarkan diri menyetir motor. Sejak kemarin malam, beliau belum makan sesuap nasi. Ditambah kondisi beliau yang kelelahan karena bekerja seminggu di bantul. Asal rumahnya Muntilan, Magelang. Seminggu dihabiskan bekerja di pabrik pemotongan kayu untuk mencari nafkah demi anaknya yang telah lulus SMA tetapi belum bekerja. Niatnya sang anak di ikutkan kursus menjahit agar dapat pekerjaan. Tapi apa daya kondisi ekonomi membuat sang ayah terpaksa mencari pekerjaan yang cukup jauh karena pekerjaan di Muntilan tidak menetap, demi mengikutkan anaknya kursus menjahit yang membutuhkan uang 500rb. 

Ketika telah usai bekerja satu minggu, sang bapak hanya digaji 200rb oleh majikannya, betapa susah dan hebatnya perjuangan ayah untuk mencari nafkah demi anaknya. Gaji 200rb tersebut tidak lantas langsung diterima, karena majikannya beralasan sang bapak telah merusak alat gergajinya, otomatis gaji seminggu yang dicari dengan susah payah tak dikasihnya. Sang bapak pun pulang dengan tangan kosong, untuk membeli makan saja susah apalagi membeli bensin. Tidak heran ketika sang bapak kehabisan tenaga untuk menyetir motornya setelah mendorong cukup jauh dan ada orang yang berbaik hati membelikan bensin. Sang bapak tersebut tergolong nekat, bagaimana tidak, 3 anaknya ditinggalkan seminggu dengan bekal dirumah yang kurang cukup, padahal semuanya perempuan. Sang bapak tidak punya alat komunikasi saat itu, sehingga tidak tahu kondisi anaknya sekarang. 

Seusai bercerita, warga menawari sang bapak untuk makan. Tapi ketika dibelikan mie dan nasi ayam, si bapak menolak. Ternyata sang bapak hanya terbiasa makan nasi dengan garam sehingga tidak cocok makan dengan lainnya. Subhanallah. Seusai beristirahat dan makan, dengan bantuan seadanya dari warga, sang bapak melanjutkan perjalanannya ke Muntilan. Seusai kepergian bapaknya, kami sempat senyap sejenak, mungkin yang ada dipikiran semua orang saat itu, 'ternyata masih ada yang jauh lebih susah hidupnya dibandingkan kita'. 

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِMaka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
Bayangkan jika aku adalah anaknya yang berharap cemas selama seminggu agar Ayahnya pulang dengan membawa sesuatu. 
Bayangkan jika aku kelak berada di posisi bapak tersebut, mengarungi beratnya roda kehidupan. 

Sungguh banyak dosa yang telah kulakukan dan tiada bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan...
Ampunilah dosaku dan orang2 yang beriman kepada Engkau ya Rab. 

Posting Komentar untuk "Sudah bersyukurkah 'aku' hari ini?"