Lentera Dunia 1: Catatan Perjalanan ke Chiang Mai University, Thailand
Sekelumit
catatan ini hanyalah secuil dari sekian banyak catatan yang pernah dibuat di
dunia ini. Catatan ini mengungkapkan rasa, cerita, suasana dan hal lainnya yang
penullis alami dalam sebuah perjalanan Sit In Yogyakarta State University
ambassador to Chiang Mai University, Thailand. Anda bisa membaca, memberi
saran, mengkritik, share, diskusi dan hal lain yang bisa dilakukan asalkan
tidak mengandung unsur saru dan sara. J. Just enjoy
the story.
Manusia yang Terlibat dalam Perjalanan di Negeri Gajah
1
|
Ilmawan Mustaqim, M.Si
|
Dosen Pendamping
|
2
|
Meita Wulansari
|
Mapres FMIPA
|
3
|
Rasman
|
Mapres FBS
|
4
|
Yuni Astuti
|
Mapres S1/ FE
|
5
|
Kukuh Wahyudin P.
|
Mapres FIK
|
6
|
Anisa Sukmawantari
|
Mapres FIP
|
7
|
Agung Dirga Kusuma
|
Mapres FIS
|
8
|
Nanda Novita Sari
|
Mapres D3/ FT
|
9
|
Malinda Dwi Apriliane
|
Mapres D3/ FE
|
10
|
Azhar Nasih Ulwan
|
Mapil P. Kim FMIPA
|
11
|
Rizki Azizah NA
|
Mapil P. IPA FMIPA
|
12
|
Aisyah Purnama Dewi
|
Mapil P. Mat FMIPA
|
13
|
Sri Maryati
|
Mapil P. Bio FMIPA
|
14
|
Aulia Silvina Anandita
|
Mapil P. Fis FMIPA
|
15
|
Ratih Kartika
|
Mapil P. Akuntansi FE
|
16
|
Yusron Mubarok
|
Mapres S1/ FT
|
Pemberangkatan
Jogja-minggu, 20 Oktber 2013. Suasana Bandara
Internasional Adi Sucipto padat merayap, sekitar pukul 9 saya sudah menapakkan
kaki di halaman parkir dan segera menuju teras bandara. Tak perlu bersusah
payah untuk menemukan rombongan Universitas Negeri Yogyakarta yang akan
berangkat ke Thailand, karena mereka menunggu di teras bandara dengan bejibun
barang bawaan yang entah isinya apa, yang jelas bukan bom.
Sekitar pukul 09.30 mahasiswa yang terdiri dari Mahasiswa
Berprestasi tiap fakultas dan Mahasiswa Pilihan Program Internasional mulai
check in dan masukkan barang ke bagasi. Sebenarnya ini pertama kalinya saya
masuk ke bandara Jogja. Ternyata memang sangat-sangat kecil untuk ukuran
bandara internasional. Antrian mengular disana sini. Saya kira memang sangat
perlu bandara jogja dipindah dan diperbesar.
Setelah melalui keimigrasian di bandara, kami menunggu pesawat Air
Asia yang akan mengangkut kami di ruang tunggu. Ketika melalui bagian imigrasi,
semua minuman kami disita, karena memang tidak diperbolehkan untuk membawa
cairan lebih dari 200 ml. tak apalah walau keliatan tidak pernah pergi ke luar
negeri, yang penting go to Thailand. Akhirnya semua minuman kita habiskan di
bagian imigrasi, semacam lomba minum tingkat RT (emang ada?)
Pesawat take off pukul 11.45 dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia.
Alhamdulillah tidak ada delay yang biasa terjadi di maskapai domestic Indonesia
terutama maskapai ****, ah tidak usah menyebut merek. Walaupun tidak jadi
terbang pakai Garuda Indonesia, tak apalah, sudah syukur dapat berangkat ke
luar negeri gratis. Di pesawat kondisinya ya seperti itu, kadang naik, kadang
seru. Masih kalah jauh dengan jet coster. Pemandangannya juga hanya sebatas
lingkaran kecil, apalagi kalau sudah sampai awan pertunjukan di atas awannya
selesai deh, seperti TV tidak dapat sinyal. Tapi tetep happy, karena
bareng-bareng jadi ada bahan obrolan.
Sampai di Kuala Lumpur sekitar pukul 15.00. Ternyata Malaysia
lebih cepat 1 jam waktunya dengan WIB. Bingung sih, karena Bangkok saja sama dengan
WIB, kok Malaysia nambah-nambahin ya padahal secara geografis perhitungan Bujur
kita sama. Bandara Kuala Lumpur memang besar sekali, bandara jogja sepertinya
sebesar tempat parkir pesawat-pesawat Air Asia-nya sana. Ada satu hal yang saya
khawatirkan setiap melewati pemeriksaan bandara, takut tertangkap. Karena dalam
koper ada 2 senjata yang saya bawa. Walaupun senjata mainan.
Kita check in di Barry Inn
sekitar pukul 16.30. Lokasi penginapan tidak jauh dari bandara karena masih di
daerah Sepang, yang ada lintasan balap yang terkenal gitu. Tapi penginapannya
bukan di tengah lintasan balap ya, ntar Valentine Rossi tidak jadi balapan
malah tidur. Lanjut. Karena waktu transit lama, hingga esok pagi pukul 06.00,
kami berencana untuk mengunjungi menara petronas malamnya. Pendapat teman-teman
kalau ke Malaysia g’ ke petronas, berarti belum ke Malaysia itu namanya.
Setelah rebut berdiskusi, macam lomba debat tingkat fakultas, kami menyewa satu
mobil yang bernama mobil penyiaran (entah apa maksudnya), untuk mengantarkan
kita ber-15. Harga sewa mobil ke Petrones seharga 400 ringgit. Normalnya 300
ringgit dengan kuota 1 mobil 10 orang. Tapi karena memang kita enggak normal,
15 orang dalam 1 mobil, seperti aquarium berjalan akhirnya kita tambah 100
(bukan nyogok lho). Walaupun ada resiko dicegat polisi Malaysia, tapi tetap
capcus.
Sebelum sampai di menara petronas, kami mampir dulu di sebuah
restora untuk makan malam. Setelah dinner kita jalan ke menara Petronas karena
tempat restaurant tidak jauh dengan lokasi yang kita tuju. Alhamdulillah,
memang nikmat yang luar biasa dapat melihat dengan dekat menara Petronas di
Malaysia. Dulu hanya bisa melihat dalam foto atau internet saja. Tidak lama
memang berkunjung ke sana, tapi sudah dapet feelnya. Akhirnya kita balik jam
23.30 ke penginapan. Sampai di penginapan kita istirahat hanya 1,5 jam, lantas
rebut untuk berangkat ke bandara di pagi buta.
Seperti alur pemberangkatan pada
umunya dibandara yang kita lalui, tapi bedanya kali ini tas saya harus
digeladah karena dikira membawa senjata tajam, yaitu keris dan golok naga. Tapi
setelah meyakinkan kalau itu bukan senjata bo’ongan (tapi klo kena juga sakit
sih), akhirnya kita bisa lolos dan take off dengan selamat tanpa dikejar kejar
petugas bandara.
Hari Pertama
Kedatangan di Bandara Chiang
Mai, Thailand
Penyambutan oleh pihak CMU
Hari Pertama
Agenda pertama adalah penyambutan
oleh Vice President CMU, Dekan International College CMU, serta beberapa karyawan dan dosen. Setelah itu kami
diperkenalkan dengan lingkungan CMU serta kota Chiang Mai.
Beberapa Spot di CMU
Hari Kedua
Mengikuti Seminar on ASEAN Community Familiarization Program
Hari kedua, sekitar pukul 09.00 kami
mengikuti Seminar on ASEAN Community
Familiarization Program. Seminar ini bertujuan untuk memaparkan hasil dari
pertukaran mahasiswa yang CMU laksanakan ke 4 negara ASEAN yaitu: Kamboja,
Laos, Vietnam, dan Indonesia.
Seusai seminar, kami mengikuti ‘Lecture on Thai
Education’. Kuliah tentang kondisi pendidikan di Thailand ini langsung
diberikan oleh Dekan International College CMU. Beliau memaparkan tentang
seluk-beluk dan tantangan pendidikan di Thailand yang kurang lebih sama degan
di Indonesia.
Selanjutnya, kami belajar Bahasa
Thailand dibersamai oleh Ajarn Sakorn Ruanklai, Assistant Dean of CMU International College. Di kelas ini, kami
berlatih menggunakan bahasa Thailand terutama yang berkaitan dengan kegiatan
sehari-hari.
Hari Ketiga
Kunjungan ke Maesa Elephant Camp
Kunjungan ke Wat Phra That Doi Sutep
Perjalanan ke Maesa Elephant Camp dan ke Wat Phra That Doi Sutep, candi yang
terletak di puncak gunung. Ini merupakan peninggalan bersejarah yang telah
berusia ratusan tahun.
Gambar 7. Khantoke
Dinner
Malam harinya, kami mengikuti welcome dinner (Khantoke Dinner). Setelah dinner kami menonton pertunjukan
tarian-tarian tradisional dari berbagai daerah di Thailand.
Hari Keempat
Kami mengikuti kuliah tentang ‘Thai
Way of Life’. Kuliah ini disampaikan oleh Ajarn Mai, dari Fakultas Fine Arts.
Beliau mengajarkan tentang Budaya orang Buddha terutama yang tinggal di Thailand
bagian utara seperti Chiang Mai. Beliau mengajarkan tentang fungsi candi yang
sekarang mulai bergeser, kehidupan para biksu, kepercayaan mereka,
kebiasaan-kebiasaan warga sekitar serta peninggalan budaya lain seperti rumah
tradisional dan bangunan-bangunan lainnya.
Belajar Tari Tradisional
Thailand
Belajar tari tradisional Thailand. Kami diajarkan gerakan-gerakan
dasar tari. Kami diajar langsung oleh Dosen Tari Tradisional dari CMU. Beliau
mengajar dengan sangat ramah dan baik. Selain itu, dosen yang juga alumni UCLA
(University of California, Los Angeles) ini juga beberapa kali menyinggung
tentang makna dari gerakan-gerakan tari yang sedang kami pelajari.
Belajar Langsung Thai Way of Life
Siang harinya, setelah makan siang,
sebagai follow up dari Kuliah tentang Thai
Way of Life yang kami ikuti pada pagi hari, kami berkunjung ke ‘Center for the Promotion of Arts and
Culture, Chiang Mai University’. Di sana, kami langsung bisa mengamati Lana
House, bangunan rumah tradisional yang memang dahulunya adalah buatan asli
penduduk daerah tersebut sebelum akhirnya diberlakukan sebagai museum. Kami
disana juga belajar membuat kerajinan tradisional penduduk Chiang Mai.
Hari Kelima
Kunjungan ke Perpustakaan
Hari kelima, jumat pukul 09.00, kami
berkunjung ke perpustkaan pusat CMU. Di sana kami diberi kesempatan untuk
membaca-baca koleksi buku-buku yang cukup banyak dan lengkap.
Kunjungan ke Underground Ancient City
Setelah shalat Jumat dan makan siang,
kami berkunjung ke Wiang Kum Kam (the
Underground Ancient City) dan Baan
Tawai Village. Ini merupakan lokasi bersejarah dan berumur tua. Dahulunya
ini merupakan tempat pemukiman penduduk. Namun karena terjadi banjir bandang,
akhirnya tempat itu ditinggalkan. Tempat itu berhasil ditemukan kembali setelah
beberapa abad kemudian.
Hari keenam dan ketujuh
Home Stay di Ban Mae Kampong
Sambutan Warga di Ban Mae
Kampong
Hari keenam dan ketujuh, kami menuju
Ban Mae Kampong untuk melakukan Homestay.
Di sana, kami dapat mengamati secara langsung kehidupan sehari-hari warga Ban
Mae Kampong, kebiasaan-kebiasaannya, kepercayaannya, dan lain-lain. Selain itu
kami juga diajarkan beberapa musik tradisional warga setempat dan mengikuti
upacara tradisional penyambutan.
Hari Kedelapan
Kunjungan ke Energy Research and Development Institute CMU
Kunjungan ke Doi Suthep Nature Study Center
Hari kedelapan, kami berkunjung ke Doi Suthep Nature Study Center CMU. Ini
merupakan pusat studi tentang alam dan sains. Di sana kami belajar dengan
menggunakan berbagai alat peraga yang menarik dan unik. Siang harinya kami
mengamati Energy Research and Development Institute CMU. Di sana kami belajar
cara CMU untuk menyiapkan bioenergi dan kaitan pentingnya untuk mempersiapkan
menuju ASEAN community 2015. Sore harinya, akhirnya kami mengikuti farewell,
upacara perpisahan. Di sana kami menunjukan tarian Indonesia, baju-baju adat
Indonesia, serta pesan dan kesan kami
Tampil di Farewell Party
Parade baju adat Indonesia
Posting Komentar untuk "Lentera Dunia 1: Catatan Perjalanan ke Chiang Mai University, Thailand "