Berkumpulnya Pemuda untuk Indonesia Emas 2045
(Catatan Perjalanan
School of Nation Leader)
Pada
hari Selasa, 14 April 2015 saya tiba di kota Hujan, Bogor, untuk mengikuti
program kepemimpinan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa. Program tersebut memilih
sejumlah 50 orang mahasiswa dari seluruh Indonesia yang merupakan representatif
dari 40 Universitas. Background mereka notabene adalah aktivis di kampusnya masing-masing
adapula aktivis LSM ekstra-universitas. Selama 7 hari dari tanggal 14 April –
20 April kami digembleng oleh pemateri-pemateri keren dengan materi-materi
kebangsaan yang hebat.
Program ini
diberi nama Sekolah Kepemimpinan Bangsa atau School of Nation Leader. Bertempat di Zona Madina, Desa Wisata
Jampang, Kemang, Bogor. Walaupun konsep pelatihan ini lebih kearah paedagogik,
tapi suasana antusiasme dan partisipatif begitu hidup. Baik dari peserta dan
pemateri semuanya aktif-produktif dalam forum ini. Materi yang disampaikan
antara lain:
1. Inspirasi Negara Madinah di Era Rasulullah SAW
dalam Pembentukan Negara Indonesia
2. Perkembangan Sejarah dan Dakwah Islam di
Nusantara: Dakwah Walisongo, Penyebaran Ulama dan Kesultanan Islam
3. Genealogi Lahirnya Indonesia: Komunitas
Terbayang dari Entitas Suku Bangsa Menuju KEsatuan Tanah Air
4. Indonesia Negara Paripurna dan Lapis Genealogi
Intelejensia Muslim Indonesia
5. Analisa Tokoh Perekayasa Politik di Balik
Momentum Politik Kontemporer di Indonesia
6. Kebangkitan Turki dan Malaysia: Fenomena
Kebangkitan Negara Muslim di Tengah Peradaban Global
7. Kebangkitan Tiongkok, Jepang dan Korea
Selatan: Fenomena Kebangkitan Asia Timur Sebagai Kekuatan Ekonomi yang
Signifikan dalam Peradaban Global
8. Studi Perkembangan Politik dan Ekonomi Internasional:
Dinamika Kemajuan Bangsa-Bangsa dalam Perkembangan Ekonomi Dunia
9. Membangun Peradaban Emas 100 Tahun Indonesia:
Kemajuan Ekonomi, Industri, Pendidikan dan Teknologi
10.Merencanakan Kepemimpinan dan Mengelola Masa
Depan
|
1. Muhammad
Jazir, ASP
2. Dr.
Adian Husaini, MA
3. Prof.
Dr. Komaruddin Hidayat
4. Yudi
Latif, Ph.D
5. Eep
Saefulloh Fatah
6. Yon
Machmudi, Ph.D
7. Rene
Pattiradjawane
8. Dr.
Muhammad Asmi
9. Dr.
Zaim Uchrowi
10. Marwah
Daud Ibrahim, Ph.D
|
Padatnya
materi dan singkatnya waktu membuat jadwal acara pelatihan begitu rapat.
Praktis waktu istirahat peserta hanya 3-4 jam per harinya, ditambah aktifitas
yang begitu menguras energi menguji ketahanan daya tubuh peserta. Saya sendiri
sempat absen sehari karena mengalami gejala typus. Tetapi herannya, esok hari
sudah fit kembali untuk mengikuti pelatihan tersebut. Mungkin kapasitas fisik
peserta meningkat karena antusiasme yang tinggi untuk mengikuti acara.
Pelatihan
ini menyadarkan saya untuk selalu memandang optimis masa depan bangsa ini.
Bagaimana tidak, setiap pemateri selalu memberikan motivasi untuk memiliki
frame optimis. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki bangsa ini, membuat
peluang suksesnya bangsa ini di masa depan begitu besar. Tak perlu mencari
alasan rumit untuk optimis akan kemajuan bangsa ini, melihat berkumpulnya 50
pemuda dengan pemikiran dan wawawasan gemilang pada acara itu cukup membuat
kami membusungkan dada menyongsong masa depan. Bahwa masih banyak pemuda yang
siap berfikir dan berkontribusi untuk bangsa ini. “Beri Aku 10 Pemuda, maka Aku
akan Menggoncangkan Dunia”, begitu pesan Bung Karno. Sepuluh pemuda saja dapat
menggoncangkan dunia, apalagi 50 pemuda untuk menggoncangkan Indonesia.
Tidak
berlebihan jika saya menyebut peserta SNL generasi pertama merupakan representatif
dari anak bangsa yang memiliki prestasi gemilang. Sebagian pernah dan akan
menjadi wakil Indonesia di kancah Internasional. Sebagian lagi penggerak
intelegensia dan pemikiran di kampusnya. Sebagain lagi inisiator dan aktivis di
lingkungan hidupnya. Dan sebagian lagi pejuang-pejuang dakwah di lingkungan
sekitarnya. Setiap kali pemateri selesai menyampaikan materi, puluhan tangan
akan mengacungkan jari untuk berpendapat, bertanya, dan berdiskusi.
Akhirnya
pelatihan ini tidak lain untuk membentuk generasi pemimpin yang satu frekuensi
untuk bersama-sama membangun negeri ini. seperti pesan sahabat Ali Bin Abi
Thalib, untuk mengalahkan keburukan yang terorganisir saat ini, kita perlu
melakukan kebaikan secara tergorganisir. Kami bersama-sama berharap sepulang
dari pelatihan ini dapat memberikan kontribusi yang lebih buat negri ini. Dan
di masa mendatang kita bertemu dengan impinan kita masing-masing berada dalam
genggaman tangan kita, hingga benar-benar tahun 2045 Indonesia Emas itu
tercapai. Zona Madinah (tempat pelatihan) akan menjadi penyebaran kemajuan
Islam dan kemajuan bangsa di negeri ini. Seperti halnya sejarah dunia islam
yang bermula dari Madinah AlMunawaroh.
‘Ada seribu alasan
yang membuat kita Pesimis akan bangsa ini, namun ada Sejuta alasan yang
mengharuskan kita untuk Optimis akan bangsa ini’
Indonesia, Jaya!
Luar biasa! salam supriyadi!
BalasHapusyeay , to be a part of Suryadi
BalasHapusSchool for Nation Leader