Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menembus Batas 0,25: "DIY-CenterJava-EastJava" Adventure (Jelajah Budaya 2010)



Gambar 1. Foto Bersama Peserta di Jepara

Masih terngiang kenangan itu, kala penjelajahan beratus ratus kilometer melewati batas-batas provinsi di pulau jawa kuarungi. Tak lama memang, hanya 3 hari 3 malam, namun sudah memberikan sejuta rasa bagiku. Tentu penjelajahan itu tak sendiri kulakukan, bersama teman-teman SMA/sederajat se-DIY-Jateng-Jatim kami memulai kisah itu. Tepatnya acara ini diadakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Kota Yogyakarta tanggal 12—15 Juli 2010. Total pesertanya 70 orang lho, banyak kan? Tapi g semuanya siswa, ada juga guru-guru pendamping dari sekolah yang ditunjuk. Seperti sekolahku Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, yang pertama kalinya mengikuti event seperti ini dalam sejarah perjalanannya. Diwakili oleh saya sendiri dan didampingi oleh ustad Syahrir.
Alur penjelajahan antara lain Kota Yogyakarta-Jepara-Pati-Lamongan-Kota Yogyakarta lagi. Setiap ganti kota ganti hotel juga loh, dan alhamdulillahnya penjelajahan ini gratis alias dibayari pemerintah, dan yang ikut acara memang dipilih oleh kementrian pendidikan, pemuda dan olahraga. Berikut ini foto foto narsis pas acara.


Gambar 2. Saya menjuarai Lomba Foto Jelajah Budaya 2010 (Pojok Kiri)

Gambar 3. Bersama teman teman perwakilan DIY (Laki-laki). Dari kiri ke kanan Gery (SMA 10 Yk), Aan (SMK Gunung Kidul), Rendy (SMA 8 Yk), Hasan (SMA 5 Yk), Azhar (MA Mu'allimin)

Gambar 4&5.Bersantai ditengah padatnya acara (Pati, Jawa Tengah).

Gambar 6. Kunjungan ke wilayah nelayan Pati dan bertemu bapak nelayan sukses yang inspiratif.

Gambar 7-10. Mumpung nginep di hotel mahal dengan rasa mbayar, (WBL Resort, Lamongan)

Gambar terakhir. Agak kurang jelas


Berikut ini posting BPSNT dalam blognya mengenai kegiatan Jelajah Budaya Regional 2010 di http://www.javanologi.info/main/index.php?page=agenda&id=166



Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta selama 4 hari, dari tanggal tanggal 12—15 Juli 2010 menyelenggarakan kegiatan Jelajah Budaya Regional 2010. Tema kegiatan Jelajah Budaya tahun 2010 ini adalahEkspresi Budaya Masyarakat Nelayan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Adapun tujuan kegiatan Jelajah Budaya Regional yang berfokus pada budaya nelayan daerah pantura Jawa dengan lokasi di kabupaten: Jepara, Juwana, dan Lamongan adalah:
  • Memperkenalkan salah satu kekayaan budaya bangsa kepada generasi muda, khususnya budaya masyarakat nelayan di pantura (Jepara, Juwana, dan Lamongan).
  • Menumbuhkan pemahaman generasi muda tentang keanekaragaman budaya bangsa yang satu dengan lainnya memmpunyai kekhasan dan keunikan tersendiri. 
  • Menumbuhkan sikap saling menghargai antara pendukung budaya yang satu dengan lainnya. Sebab, budaya bersifat relatif (relativisme kebudayaan). Artinya, kebudayaan tidak yang lebih tinggi dan sebaliknya (semuanya mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri). 
Peserta kegiatan Jelajah Budaya Regional 2010 ini berjumlah 70 orang, meliputi: kalangan generasi muda, terutama siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) dan atau sederajat, guru pendamping, dinas terkait, dan wartawan (media cetak), di wilayah kerja Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta (Provinsi: Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur). Kegiatan Jelajah Budaya Regional 2010 diawali dengan acara  pembukaan yang bertempat  di ruang sidang Wisma Martha, Jalan Rejowinangun Yogyakarta. Acara tersebut diawali dengan sambutan ketua panitia oleh Drs. Sindu Galba, dilanjutkan dengan sambutan dari Dra. Poppy Savitri, Direktur Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Selanjutnya, sambutan dan sekaligus pembukaan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Bugiswanto. 
Untuk memberikan pengetahuan secara umum tentang budaya nelayan, peserta Jelajah Budaya Regional Tahun 2010 sebelum mengunjungi obyek di lapangan yang menjadi sasaran, panitia menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Adapun narasumber tersebut adalah: 
  • Drs. Kusnadi M.Hum dari Universitas Jember (Jember, Jawa Timur) yang berbicara tentang Kebudayaan Masyarakat Nelayan.
  • Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono dari Universitas Diponegoro (Semarang, Jawa Tengah) yang berbicara tentang Mengenal Sistem Pengetahuan, Teknologi, dan Ekonomi Nelayan Pantai Utara Jawa.
  • Dr. Lono Simatupang dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta, DIY) yang berbicara tentang Seni dan Agama.
Kegiatan ini dilakukan di tiga daerah, yaitu: Jepara, Juwana, dan Lamongan. Pengambilan ketiga daerah itu didasarkan pada segi kepraktisan. Namun demikian, tidak mengurangi arti dari tema kegiatan ini. Mengacu kepada tema kegiatan ini, maka materi yang sekaligus menjadi ruang lingkup kegiatan ini adalah sistem: teknologi, ekonomi, pengetahuan, religi (kepercayaan), dan kesenian pada masyarakat nelayan di tiga daerah tersebut. Sistem teknologi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah apa dan cara bagaimana masyarakat nelayan di tiga lokasi mengadakan (membuat), memelihara, serta menggunakan peralatan penangkapan ikan. Sistem ekonomi yang dimaksud adalah cara dan bagaimana masyarakat nelayan di tiga lokasi mengelola pendapatannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangganya. Sistem pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang berkaitan dengan kenelayanan di tiga lokasi, seperti: cuaca, perbintangan, kedalaman laut berserta jenis-jenis ikan, dan lain sebagainya. Sistem religi (kepercayaan) yang dimaksud adalah kepercayaan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat nelayan, terutama yang berkenaan dengan laut, serta bagaimana mereka memperlakukannya (melakukan upacara dan pantangan-pantangan yang mesti dindahkan). Sedangkan, yang dimaksud dengan kesenian adalah jenis-jenis kesenian yang ditumbuh-kembangkan oleh masyarakat nelayan di tiga lokasi, dan kesenian “luar” yang digemari oleh mereka. 
Adapun komunitas nelayan yang dikunjungai adalah:
  • Komunitas nelayan di Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. 
  • Komunitas nelayan Di Desa Bajomulyo, Kecamatan Yuwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.
  • Komunitas nelayan di Desa Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.
Dalam rangkaian kegiatan Jelajah Budaya Regional 2010 diselenggarakan lomba foto yang diikuti oleh para peserta baik siswa maupun guru. Juri lomba foto yang terdiri: Drs. Wahjudi Pantja Sunjata, Drs. Sindhu Galba, dan Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum. memutuskan 5 foto pilihan terbaik yaitu:
1.     Foto pilihan I, judul foto Menanti Pak E,  karya  Ardiansyah M. Al-amin, siswa SMA Haf-Sa, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi foto Desa Ujungwatu, Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Foto dengan judul Menanti Pak E ini menggambarkan tentang keceriaan 3 anak nelayan yang sedang mencari ikan dengan seser  di tepi laut. Mereka melakukannya untuk menghibur diri sambil menunggu tiang kapal Bapaknya muncul dari garis horison dengan membawa tangkapan yang dipergunakan untuk menghidupi mereka.


2.     Foto pilihan II, judul foto Kerja Keras Seorang Nelayan, karya Shannon Sinatra, siswa SMA Institut Budi Mulia Dua Yogyakarta, Lokasi Desa Ujungwatu, Jepara,  Provinsi Jawa Tengah. Foto dengan judul Kerja Keras Seorang Nelayan ini menggambarkan, demi menghidupi keluarganya, nelayan di Desa Ujungwatu ini selalu rajin memperbaiki kapalnya. Sifat rajin dalam merawat kapal akan memperpanjang usia kapal. Otomatis, bila kapal berusia panjang, maka akan dapat lebih lama digunakan dan mempengaruhi hasil tangkapan yang kelak dapat membantu kehidupannya dan keluarganya.


3.     Foto pilihan III, judul foto Perahu Yang Menepi di Pantai Jepara, karya Catur Wulandari, Siswa SMK N 1 Trowulan Jawa Timur, Lokasi foto Desa Ujungwatu, Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Foto dengan judul Perahu Yang Menepi di Pantai Jepara ini menggambarkan, pada tanggal 13 Juli 2010, siang hari ketika para nelayan Ujungwatu tidak melaut mereka menepikan perahunya di pantai. Dari gambar yang saya peroleh, perahu-perahu tersebut diikat para nelayan bila tidak digunakan untuk mencari ikan di laut. Perahu diikat agar bila ada ombak besar, perahu tidak terseret ombak. Walaupun perahu tidak digunakan untuk melaut, para nelayan tetap di pantai untuk menjaga kapal mereka. Berbagai macam jenis perahu untuk menangkap ikan saling berdekatan di tepi pantai. Mereka akan melaut dengan perahunya pada malam hari.


4.     Foto pilihan IV, judul foto Memperbaiki Perahu Nelayan, karya Joko Sudibyo, guru SMK N 1 Trowulan, Jawa Timur, Lokasi foto Desa Ujungwatu, Donorojo, Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Foto dengan judul Memperbaiki Perahu Nelayan ini menggambarkan, dengan berbekal alat seadanya para Nelayan Ujungwatu mampu memperbaiki perahu sendiri tanpa alat yang modern, begitu sederhananya. Tapi semangat membara tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai dari instansi terkait sehingga seringkali perahu-perahu yang dipakai cepat rusak diterjang gelombang.
5.     Foto pilihan V, judul foto Merajut Jala Kehidupan, karya Azhar Nasih Ulwan, Siswa MA. Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta, Lokasi foto TPI Desa Bajomulyo, Juwana, Pati, Provinsi Jawa Tengah. Foto dengan judul Merajut Jala Kehidupan ini menggambarkan, sehabis melaut, para nelayan Bajomulyo mereparasi jala-jala yang rusak. Dari merajut jala inilah, seorang nelayan mencari nafkah untuk menyambung tali kehidupannya. 


Selain itu juga diumumkan kelompok peserta terbaik berdasarkan penilaian dan pengamatan panitia, sekaligus disampaikan kenang-kenangan, hadiah dan tropi serta pelepasan atribut peserta, sebagai tanda kegiatan Jelajah Budaya Regional 2010 telah selesai.

Kontributor: Pantja – BPSNT Jogja


Posting Komentar untuk "Menembus Batas 0,25: "DIY-CenterJava-EastJava" Adventure (Jelajah Budaya 2010)"