Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GELIAT INDUSTRI KREATIF HADIR LEWAT GENGGAMAN


GELIAT INDUSTRI KREATIF HADIR LEWAT GENGGAMAN
(Juara 2 XL Award Wartawan 2011) 

Pengaruh perkembangan telekomunikasi seluler dan perkembangan industri kreatif di Indonesia
Menjatuhkan pilihan menjadi usahawan terkadang bukanlah sebuah hal yang mudah. Bayang-bayang untung rugi setidaknya menjadi sekelebat pemikiran yang membebani ketika ingin memulai sebuah usaha. Bagaimana dan dimana akan membangun usaha adalah pertanyaan klasik yang seringkali menunda motivasi untuk memulainya. Kepercayaan diri dan motivasi untuk sukses dalam memulai usaha merupakan faktor penting yang terkadang jarang dimiliki sebagian besar dari kita. Mungkin itulah sebagian sebabnya mengapa dinegara yang kaya sumberdaya dan berpenduduk 237.641.326 jiwa ini hanya mampu memiliki pengusaha 0,24% dari total populasi tersebut. Angka ini jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura yang memiliki angka mencapai 7,2 %, Thailand mencapai 4,1% dan Malaysia memiliki 2,1% dari total populasinya memilih wirausaha sebagai mata pencahariannya. Jika kita merujuk pada pendapat David Mc Clelland, seorang sosiolog yang terkenal dengan teori motivasinya, maka Indonesia harus terus meningkatkan jumlah pengusaha mencapai minimal 2% dari total penduduknya agar terus mampu bergerak menjadi negara makmur
Ditengah kenyataan diatas, optimisme bemunculan dari bidang-bidang usaha industri kreatif. Geliat industri kreatif sejalan dengan perkembangan telekomunikasi seluler dan konvergensi IT telah memunculkan usahawan-usahawan muda kreatif. Pemanfaatan perkembangan telekomunikasi seluler ditangan anak-anak muda saat ini membuat pertanyaan klasik “bagaimana dan dimana akan memulai usaha ?” terjawab sudah. Teknologi seluler membuat usahawan muda yang berkecimpung dalam industri kreatif menemukan cara efektif mempromosikan produknya, etalase bagi produknya serta arena transaksi hanya dari dalam genggaman selulernya. Tak terpungkiri, pemanfaatan teknologi seluler telah menjelma sebagai sumberdaya modal yang berperan penting sebagai sarana promosi dan pemasaran yang murah, cepat dan efisien sehingga dapat menekan biaya dan meningkatkan keuntungan bagi industri kreatif.

Menumbuhkan Wirausaha di Kalangan Muda
Tingginya angka pengangguran yang disebabkan daya serap lapangan kerja tidak sebanding dengan angka pencari kerja membuat pemerintah bersama pihak swasta berkomitmen untuk terus meningkatkan angka wirausaha. Upaya untuk mendorong pertumbuhan wirausaha tersebut difokuskan terhadap para generasi muda khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini didasarkan pada data Kementerian Pendidikan Nasional yang memperlihatkan pada umumnya lulusan SLTA (60,87%) dan perguruan tinggi (83,18%) lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan (job seeker) dibandingkan dengan yang berupaya menciptakan kerja (menjadi wirausaha). Padahal jika kita melihat data sebelumnya, angka wirausaha baru mencapai 592.467 orang wirausaha, atau masih dibutuhkan sekitar 4,15 juta wirausaha jika kita merujuk pada asumsi David Mc Clelland diatas. Oleh sebab itulah upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi generasi muda dirasa pelu agar minat kedepannya tidak hanya melulu sebagai pekerja atau karyawan, namun memilih berkecimpung dalam wirausaha agar mampu menciptakan lapangan kerja.
Gencarnya upaya pemerintah maupun swasta dalam menumbuhkan wirausaha dikalangan pemuda sangat terasa selama penulis berada dibangku perkuliahan.  Begitu banyak program-program yang digulirkan oleh pemerintah maupun swasta guna memacu jiwa dan semangat kewirausahaan bagi pemuda di perguruan tinggi agar mampu kreatif dan inovatif dalam melihat peluang dan memanfaatkannya menjadi sebuah usaha yang dapat dikembangkan secara mandiri. Ada beberapa upaya yang diinisiasi pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi diantaranya adalah mata kuliah kewirausahaan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Mata kuliah kewirausahaan merupakan matakuliah yang ditempuh mahasiswa pada semester III (setidaknya di Universitas tempat saya menuntut ilmu) dan termasuk kedalam struktur kurikulum Mata Kuliah Perilaku Berkarya. Mata kuliah ini mengajarkan dasar-dasar dan prinsip dalam kewirausahaan dan diakhiri dengan praktik memulai usaha kecil dilingkungan kampus. Sementara itu, pendekatan berbeda dilakukan dengan Program Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Program ini digulirkan setiap tahun berdasarkan tahun anggaran guna menjaring ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha skala kecil maupun menengah bagi mahasiswa. Mekanisme yang dikembangkan kedua program tersebut hampir sama, yakni mahasiswa secara berkelompok diminta menuangkan ide usaha/bisnis yang ingin dikembangkannya kedalam bentuk proposal usaha lengkap dengan rincian permodalan yang dibutuhkan untuk kemudian diajukan kepada Dirjen Dikti.
Disamping upaya jalur formal tersebut, upaya mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahan juga melalui beasiswa, seminar-seminar, pelatihan kewirausahaan, maupun gelaran kompetisi perencanaan usaha (bussiness plan competition) bagi mahasiswa. Saat ini begitu banyak kompetisi perencanaan usaha yang digagas oleh universitas, instansi pemerintah, perusahaan swasta, maupun pemerintah daerah. Tidak jarang gelaran kompetisi perencanaan usaha menyediakan hadiah yang sangat besar sebagai upaya merangsang lahirnya wirausaha muda. Beberapa kompetisi perencanaan usaha yang digelar secara berkala diantaranya adalah Business Plan Competition ITB, National Business Plan Competition FE UI, Kompetisi Proposal Bisnis SOI Asia, Lomba Business Plan “Diplomat Success Challenge”, Kompetisi Business Plan Solo, Kompetisi Business Plan Anderson Tanoto, Beasiswa Bussiness Plan Bank Mandiri, dan masih banyak lagi.
Upaya tersebut secara keseluruhan ditujukan guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan kaum muda. Dari upaya tersebut muncul banyak usaha kreatif dan inovatif yang memiliki prospek sangat baik. Dalam praktiknya usaha-usaha yang lahir dari program-program PMW, PKMK, gelaran kompetisi perencanaan usaha (bussiness plan) selalu mengarah pada bidang-bidang dalam industri kreatif seperti desain, fashion, kerajinan, hingga piranti lunak yang memang diminati dan dapat dijadikan wadah berkreasi bagi kaum muda.

Menilik Industri Kreatif di Indonesia
Pamor industri kreatif sebagai sektor strategis dalam perekonomian kian meningkat dalam 5 tahun terakhir, setelah pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yakni sebesar 104,8 trilyun rupiah atau 5,7% dari total PDB. Apa sebenarnya industri kreatif itu? Menurut hemat penulis, industri kreatif merupakan penciptaan barang dan jasa yang bernilai tambah karena muncul dari ide orisinil individu yang berdasarkan pada kreatifitas, keterampilan dan bakat individu. Adapun Kementerian Perdagangan pernah memberikan definisi indutri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Dinegara kita, pengelolaan dan pengembangan industri kreatif berada dibawah koordinasi tiga kementerian yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian dan Kementerian
Kuliner akan masuk menjadi sub sektor industri kreatif yang ke-15, karena potensinya sangat besar.
Perdagangan. Kini bidang-bidang yang termasuk kedalam industri kreatif berjumlah 15, yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang dan seni, kerajinan, desain,fashion, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti, televisi dan radio, riset dan pengembangan, serta yang baru-baru diakui yakni kuliner.
Saat ini tercatat pelaku usaha dalam bida ng industri kreatif mencapai 2,19 juta. Namun jumlah pelaku industri kreatif bisa saja lebih besar dari angka tersebut. Hal ini mengingat pemetaan ind ustri kreatif yang selama ini dilakukan pemerintah seringkali luput memetakan geliat usaha dilapisan akar rumput yang masih berada dalam skala mikro dan kecil. Selama ini yang terpetakan barulah sebatas usaha kelas menengah maupun yang telah mapan. Jika melihat di skala mikro dan kecil sesungguhnya ada banyak sekali usaha-usaha kreatif yang bermunculan. Dibidang fashion misalnya, ada ribuan usaha clothing dan kreasi jilbab, yang digagas para kaum muda, begitupun halnya dengan berbagai kerajinan tangan seperti aksesoris hand made, maupun dibidang kuliner.
Industri kreatif yang saat ini telah mampu memberikan sumbangan tetap terhadap PDB bukanlah sebuah hasil dari proses yang instan. Ia tidak dihasilkan dari gelontoran modal besar yang secara langsung menghasilkan produk, tetapi dihasilkan dari usaha panjang para pelakunya ditingkat bawah. Seringkali para pelaku usaha yang berkembang di bidang industri kreatif harus jatuh bangun membangun usahanya dari skala kecil. Kesulitan modal dan jaringan pemasaran adalah hal lumrah dialami para pelaku usaha ini. Tidak terkecuali bagi kaum muda yang menceburkan dirinya dalam usaha bisnis kreatif       tersebut. Namun ditengah kesulitan tersebut, perkembangan telekomunikasi seluler yang disertai konvergensi teknologi IT dan seluler yang kian canggih membawa angin segar bagi pelaku usaha bisnis kreatif.
Perkembangan telekomunikasi seluler kian canggih serta murah, menjadikannya modal baru bagi para pelaku industri kreatif.  Hal tersebut membuat pola produksi, pola distribusi maupun promosi menjadi kian murah dan efisien. Seluler yang membenamkan fasilitas internet misalnya, dengan pemanfaatan sosial media telah menjadi sarana “berjualan”, etalase produk, promosi dan pemasaran yang murah dan memiliki jangkauan luas.

Fashion, Kerajinan dan Kuliner : Idola Usaha Kalangan Muda
Generasi muda selalu identik dengan daya imajinasi, kreatifitas serta selalu ingin mengekspresikan dirinya agar mendapat pengakuan dari lingkungan sekitarnya.  Tidak heran apabila bidang usaha yang dipilih selalu berkaitan dengan bidang yang mampu menjadi wadah mencurahkan ekspresi dan kreatifitasnya seperti bidang fashion, kerajinan dan kuliner. Ada banyak usaha anak muda yang bergerak dibidang tersebut baik dalam skala mikro, kecil maupun menengah. Kita ambil contoh beberapa usaha kreatif yang bergerak di bidang fashion seperti Wadezig!, CrazNockz Clothing, Clover Clothing, Mikka, Miew! dan Razha. Masing-masing usaha tersebut memiliki segmentasi pasar masing-masing. Wadezig! dan CrazNockz Clothing merupakan usaha fashion yang menyasar segmen anak muda khususnya pria dengan menawarkan kaos, kemeja, jaket dan lainnya dengan desain trendi khas gaya muda masa kini. Sementara itu Clover Clothing yang merupakan distro busana muslim asal Bandung, menyasar pada segmen remaja putri dengan menawarkan pakaian busana muslim ala remaja. Adapun produk-produk Mikka diperuntukkan bagi remaja putri yang ingin tampil kasual. “Miew!” memilih usaha sepatu lukis sebagai produk utamanya, sedangkan Razha menawarkan produk jilbab berkualitas yang diberi nama jilbab ninja.

Dibidang kerajinan dan kuliner, usaha yang tumbuh tidak kalah banyak. Dibidang kerajinan contohnya adalah Gatot Kaca Souvenir and Craft (GKSC) dan Bardiju. Gatot Kaca Souvenir and Craft (GKSC) merupakan usaha yang memproduksi berbagai kerajinan pernik etnik seperti kipas, blocknote unik, pigura, hiasan kaca dan kulkas, hingga tas. Adapun Bardiju marupakan usaha making paper dan paper craft, yaitu membuat kertas daur ulang dan kerajinan kertas seperti paper bag, kotak, amplop dengan bahan baku kertas bekas seperti bahan koran, majalah, kardus maupun bahan organik seperti gedebok pisang, pelepah pisang, eceng gondok. Dibidang kuliner, ada sebuah usaha yang sedang naik daun saat ini yakni Maicih. Maicih merupakan usaha keripik pedas asal Bandung yang terkenal akan tingkat kepedasannya yang dapat dipilih tingkatannya oleh konsumen. Dengan sentuhan inovasi, baik produk, pengemasan serta strategi pemasaran yang unik melalui jejaring sosial Twitter dan Facebook, keripik pedas Maicih menarik banyak minat untuk mencobanya.
Dari beberapa contoh usaha dibidang fashion, kerajinan dan kuliner diatas, ada dua hal menarik yang menjadi kesamaan diantara usaha-usaha tersebut. Pertama, usaha-usaha kreatif tersebut sebagian besar dikembangkan oleh para generasi muda.Kedua, usaha-usaha tersebut memanfaatkan perkembangan telekomunikasi seluler yang didukung dengan kemajuan fasilitas telepon seluler masa kini sebagai sarana promosi dan pemasaran produknya. Ditangan para generasi muda tersebut, perkembangan telekomunikasi seluler dimanfaatkan secara jeli menjadi tambahan modal yang begitu bernilai. Melalui seluler yang saat ini hampir secara keseluruhan mendukung jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo, Blogging, Chatting, Forum seperti Kaskus, Email, dan lainnya, mereka dapat menawarkan produk-produknya secara luas, cepat dan efisien. Fasilitas seluler tersebut kini menyediakan “toko pribadi” dalam genggaman masing-masing pelaku usaha. Disertai dengan tarif telekomunikasi dan internet yang kian murah dari berbagai operator seluler, perkembangan telekomunikasi seluler telah meretas keterbatasan pelaku usaha tersebut akan sumberdaya modal. Kini tidak miliki bangunan toko sebagai tempat usaha bukanlah sebuah masalah, begitupun dengan keterbatasan fasilitas promosi dan pemasaran. Melalui pemanfaatan sebuah akun pribadi jejaring sosial yang dapat diakses melalui telepon seluler, para pelaku usaha telah memiliki media usaha, sekaligus media promosi dan pemasaran yang murah dan efisien.

Perkembangan Teknologi Seluler : Modal Berharga bagi Industri Kreatif
Jika ditanyakan apa yang berkembang dengan sangat pesat didunia saat ini, jawabannya adalah teknologi dan telekomunikasi seluler. Perkembangan teknologi dan komunikasi seluler terus berkembang dengan sangat cepat dari waktu kewaktu. Hampir secara kesuluruhan telepon seluler yang ada saat ini telah menyediakan fasilitas lengkap seperti dukungan 3G dan 3,5G, kamera dengan resolusi tinggi, fasilitas chatting, messenger, sosial media, dan akses internet yang kian terjangkau bagi masyarakat. Tarif telekomunikasi dan internet yang disediakan operator seluler pun kini kian berkualitas, murah dan variatif, sehingga kita dapat dengan leluasa memilih sesuai dengan kebutuhan. Paket lengkap yang tersaji tersebut kian menegaskan alasan mengapa telepon seluler menjadi sebuah kebutuhan dimasa kini. Beragam manfaat dan kemudahan yang diberikan seakan memberikan kita jaminan akan kelancaran  berbagai aktivitas.
Salah satu bidang yang mendapatkan pengaruh positif yang begitu besar dari perkembangan telekomunikasi seluler adalah industri kreatif. Para pelaku usaha kreatif yang ingin memulai merintis usaha maupun yang ingin memperbesar usahanya dengan memperluas jaringan pemasaran sangat terbantu dengan perkembangan telekomunikasi seluler saat ini. Dengan asumsi bahwa saat ini hampir setiap orang memiliki telepon seluler yang menyediakan fasilitas internet dan akses jejaring sosial serta sebagian besar pula memiliki akun-akun email, milis maupun sosial media seperti facebook dan twiiter yang diakses hampir setiap hari maka pemasaran melalui media tersebut merupakan sarana yang sangat potensial.
Seperti yang telah disinggung diatas, perkembangan telekomunikasi seluler telah menjadi sumberdaya modal usaha yang murah namun sangat bermanfaat dan menguntungkan. Dahulu mungkin orang-orang selalu memikirkan dimana ia akan membangun usahanya, berapa jumlah yang akan diproduksi, bagaimana cara promosi dan memasarkannya. Ini pula yang selalu dipikirkan bahkan menjadi beban bagi pelaku usaha pemula, khususnya bagi kaum muda. Dahulu membuka usaha identik dengan membangun sebuah toko, memproduksi barang dalam jumlah besar agar dapat dipajang di etalase toko serta membuat promosi yang semuanya tentu membutuhkan modal besar. Namun kini hadirnya perkembangan teknologi dan telekomunikasi seluler telah menjawabnya dan merubah pola-pola tersebut. Para pelaku usaha pemula tidak perlu lagi terbebani dengan pemikiran tersebut. Dengan bermodal beberapa buah produk barang, telepon seluler, akun-akun email, jejaring sosial facebook dan twitter, serta didukung tarif telekomunikasi yang kian murah, usaha pun dapat dimulai. Akun-akun tersebut akan menjadi “toko” pribadi bagi produk-produk yang dihasilkan yang dapat diberi nama sesuai keinginan. Didalamnya kita dapat menampilkan foto-foto produk sebagai etalase untuk menarik minat pembeli sekaligus membangun promosi dan jaringan pemasaran dengan menawarkan kepada orang yang menjadi target pemasaran.
Kita ambil contoh, misalnya kita ingin memulai usaha yang bergerak dibidang fashion dengan menawarkan produk pakaian batik trendi untuk segmentasi kaum muda. Maka dapat kita awali dengan memproduksi barang tersebut beberapa buah, setelah itu ambil beberapa foto produk tersebut dengan fasilitas kamera telepon seluler yang kita miliki. Langkah selanjutnya foto-foto tersebut kita unggah kedalam akun-akun jejaring sosial yang kita miliki seperti Facebook dan Twitter, beri keterangan foto berupa spesifikasi tentang bahan, ukuran, harga dan beberapa kata untuk promosi produk. Kemudian berikan keterangan kisaran harga dan nomor ponsel yang dapat dihubungi untuk melakukan pemesanan. Dengan demikian telah dimulailah usaha sekaligus proses promosi, penawaran dan pemasaran yang murah cepat dan efisien melalui fasilitas yang disediakan oleh telekomunikasi seluler masa kini. Begitu praktis, begitu mudah dan begitu cepat. Cara inilah yang lazim digunakan tidak hanya oleh pelaku usaha yang baru memulai usahanya, namun juga digunakan pelaku usaha kelas kecil dan menengah untuk memperluas jangkauan promosai dan pemasaran produknya.
Sarana promosi dan pemasaran produk yang murah dan cepat melalui fasilitas yang ditawarkan perkembangan telekomunikasi seluler saat ini menjadikan pertumbuhan industri kreatif kian pesat baik ditingkat mikro, kecil maupun menengah. Hampir seluruh sektor dalam industri kreatif dapat memanfaatkan fasilitas internet dan tarif yang kian murah. Tentu kita masih ingat, bagaimana peran layanan Youtube mampu mengorbitkan penyanyi dan hasil karya musik yang laku dipasaran. Kini Youtube, Facebook, Twitter yang notabene saat ini dapat diakses dari dalam genggaman telepon seluler telah menjadi sarana promosi dan pemasaran yang strategis. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan oleh pelaku usaha kreatif, contohnya Wadezig!, CrazNockz Clothing, Clover Clothing, Mikka, Miew! dan Razha (bidang fashion), Gatot Kaca Souvenir and Craft dan Bardiju (bidang kerajinan) serta Maicih (bidang kuliner). Secara umum pelaku-pelaku usaha ini memanfaatkan perkembangan telekomunikasi seluler melalui cara yang telah dijelaskan diatas. Yakni dengan membuat kumpulan foto-foto produk dalam akun jejaring sosial yang berfungsi sebagai katalog dan etalase produk, selanjutnya memberikan keterangan foto berupa spesifikasi produk tentang bahan, ukuran, harga, serta membubuhkan kisaran harga dan nomor ponsel yang dapat dihubungi untuk melakukan pemesanan. Dengan tidak lupa memberikan beberapa kata promosi produk dan menandai beberapa orang dalam jejaring sosial tersebut, promosi dan pemasaran pun berjalan mulus. Kita pun sebagai calon pembeli dapat dengan leluasa memilih produk dan melakukan tawar menawar harga. Selanjutnya calon pembeli dapat menghubungi via telepon maupun sms untuk melakukan pemesanan barang yang diinginkan.
***
Perkembangan telekomunikasi dan teknologi seluler telah memberikan peran penting bagi tumbuh dan berkembangnya industri kreatif di tanah air. Disertai dengan kian terjangkaunya tarif telekomunikasi dan internet, Ia tidak hanya berperan menyediakan sarana promosi dan pemasaran yang murah, cepat dan efsien sehingga dapat meningkatkan jangkauan wilayah pemasaran produk yang berdampak pada peningkatan keuntungan. Tetapi juga mampu merangsang para generasi muda untuk terjun kedalam dunia usaha kreatif. Dengan begitu, perkembangan telekomunikasi seluler telah memberikan sumbangannya dalam upaya meningkatkan angka wirausaha di Indonesia. Dengan sarana telepon seluler, kini orang-orang dapat memiliki “toko pribadi” dan menjalankan usahanya dari dalam genggaman. Jadi, sekarang menjadi wirausaha itu mudah.
Penulis : Martino, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
(Tulisan ini diikutsertakan dalam XL Award 2011)

Posting Komentar untuk "GELIAT INDUSTRI KREATIF HADIR LEWAT GENGGAMAN"