Jangan Pernah Berharap Sukses Jika Tak Mau Bekerja Keras!
(Sepenggal catatan ke Surakarta dalam Kunjungan Industri dan Studi banding HIMAKI UNY)
4-5 Juli 2012
Tiga buah bus UNY yang nampak gagah berkumpul di pelataran FMIPA pagi itu. Bukan bermaksud untuk mengadu kecepatan alias balapan satu sama lain, tetapi bersiap untuk menghantarkan mahasiswa-mahasiswi Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ke sebuah kota dengan julukan Spirit of Java. Ya, Surakarta sebagai tujuan utama dalam sebuah perjalanan pencarian ilmu bagi mahasiswa yang berjumlah sekitar 75 orang.
Rabu pagi, diiringi dengan cerahnya langit jogja, bus melaju menuju tujuan pertama yakni pabrik gula Gondang Winangun (kalau tidak salah saya menyebutnya), klaten. Pabrik gula tersebut berada di daerah klaten. Bangunannya nampak tua, karena memang peninggalan belanda alias si penjajah dahulu. Ketika rombongan memasuki bangunan utama tempat produksi gula, semua mata terperangah tapi semua g harus bilang 'wow' kok. Mesin-mesin besar bergerak dengan gemuruh dengan asap yang mengepul. Bagaimana bisa orang dahulu sudah menciptakan teknologi semacam ini, luar biasa, lalu bagaimana indonesia?
Walau berusia puluhan tahun, mesin-mesin tersebut tetap gagah bergerak. Bulir demi bulir gula putih dihasilkannya. Walau pabrik ini dipakai hanya 3 bulan dalam setahun, dan produksi kian menurun, tetap saja pabrik tua ini menyimpan eksotika tersendiri. Sebuah mahakarya yang dicipta melalui kerja keras dan keseriusan akhirnya akan bermanfaat begitu lama. Namun sayang, kehiginiesan masih kurang diperhatikan. Bagaimanapun itu, kami mendapat pelajaran tentang cara membuat gula. Sehingga kami paham, gula tidak langsung turun dari langit seperti hujan.
Selanjutnya kami berpetualang ke kampus UNS. Kampus keduaku. kok bisa?. Dulu ketika penerimaan Maba, dengan sengaja UNS menerimaku sebagai maba prodi kimia. Tapi sayangnya, saya lebih memilih UNY dan Jogja. Duhai UNS, maafkan daku, tak pula bermaksud menyakitimu. Yasudahlah, dengan tiadanya aku di UNS toh tidak membuat UNS tutup sejarah. :). Tapi kalaupun ada aku, mungkin lebih baik, hehe.
Bertemu dengan saudara kami di kovalen dan himakimia seperti bertemu teman lama saja, tapi bukan SKSD ya. Karena kehangatan dan keakraban cukup kental ketika kami disambut. Saling bertukar pikiran dan barangkali bertukar nomor handphone, menjadi corak dalam agenda ini. Ketika matahari mulai meredup, dan petang mulai menggelayut, kami beranjak keasrama haji Solo untuk istirahat.
Esok harinya, kami diangkut bis menuju PT. Sritex di sukoharjo. Awalnya kurang akrab ditelinga tentang perusahan itu, tapi ketika memasuki kawasan pabriknya sungguh menakjubkan. Panjang pabriknya saja 2 km. Tidak heran jika disebut pabrik tekstil terbesar se-Asia Tenggara. Yang membanggakan, produk perusahaan ini telah menyuplai kebutuhan sandang puluhan negara diberbagai belahan dunia, khususnya pakaian perang, dan jelas merupakan produk Indonesia uasli, saatnya kita bilang "WOW". Luar biasa sekali kami bisa berkunjung kesana, perusahaan yang 50 tahun dahulu dirintis di pasar klewer kini menjelma menjadi menjadi perusahaan berkelas internasional. Pesan dari mereka "Jangan Pernah Berharap Sukses Jika Tak Mau Bekerja Keras!". Tentu achievement yang didapat berasal dai usaha yang sangat keras. Lantas kapan kita menyusul kesuksesaannya? ketika akumulasi dari usaha keras kita saat ini menjawabnya.
Setelah dari sritex, kami menuju perusahaan material dasar kaca yang terbuat dari kuarsa. Walau profil perusahaan dan isinya menurutku kurang menarik, tapi proses kimia dalam pabriknya asyik untuk disimak dan diteliti. Perjalanan kami berakhir di kawasan kraton dan alun-alun Solo. Berjalan-jalan, belanja dan mencari oleh-oleh menjadi aktivitas akhir dalam perjalanan ini. Dan ketika sore beranjak, kami pun dipaksa meninggalkan Solo yang penuh kenangan. Satu tekad yang kubawa kejogja adalah Lebih Berusaha dengan Keras Apapun yang kukerjakan untuk Menggapai Cita-Cita!
#Kesuksesan adalah akumulasi dari usaha-usaha yang kita kerjakan hari ini.
Walau berusia puluhan tahun, mesin-mesin tersebut tetap gagah bergerak. Bulir demi bulir gula putih dihasilkannya. Walau pabrik ini dipakai hanya 3 bulan dalam setahun, dan produksi kian menurun, tetap saja pabrik tua ini menyimpan eksotika tersendiri. Sebuah mahakarya yang dicipta melalui kerja keras dan keseriusan akhirnya akan bermanfaat begitu lama. Namun sayang, kehiginiesan masih kurang diperhatikan. Bagaimanapun itu, kami mendapat pelajaran tentang cara membuat gula. Sehingga kami paham, gula tidak langsung turun dari langit seperti hujan.
Selanjutnya kami berpetualang ke kampus UNS. Kampus keduaku. kok bisa?. Dulu ketika penerimaan Maba, dengan sengaja UNS menerimaku sebagai maba prodi kimia. Tapi sayangnya, saya lebih memilih UNY dan Jogja. Duhai UNS, maafkan daku, tak pula bermaksud menyakitimu. Yasudahlah, dengan tiadanya aku di UNS toh tidak membuat UNS tutup sejarah. :). Tapi kalaupun ada aku, mungkin lebih baik, hehe.
Bertemu dengan saudara kami di kovalen dan himakimia seperti bertemu teman lama saja, tapi bukan SKSD ya. Karena kehangatan dan keakraban cukup kental ketika kami disambut. Saling bertukar pikiran dan barangkali bertukar nomor handphone, menjadi corak dalam agenda ini. Ketika matahari mulai meredup, dan petang mulai menggelayut, kami beranjak keasrama haji Solo untuk istirahat.
Esok harinya, kami diangkut bis menuju PT. Sritex di sukoharjo. Awalnya kurang akrab ditelinga tentang perusahan itu, tapi ketika memasuki kawasan pabriknya sungguh menakjubkan. Panjang pabriknya saja 2 km. Tidak heran jika disebut pabrik tekstil terbesar se-Asia Tenggara. Yang membanggakan, produk perusahaan ini telah menyuplai kebutuhan sandang puluhan negara diberbagai belahan dunia, khususnya pakaian perang, dan jelas merupakan produk Indonesia uasli, saatnya kita bilang "WOW". Luar biasa sekali kami bisa berkunjung kesana, perusahaan yang 50 tahun dahulu dirintis di pasar klewer kini menjelma menjadi menjadi perusahaan berkelas internasional. Pesan dari mereka "Jangan Pernah Berharap Sukses Jika Tak Mau Bekerja Keras!". Tentu achievement yang didapat berasal dai usaha yang sangat keras. Lantas kapan kita menyusul kesuksesaannya? ketika akumulasi dari usaha keras kita saat ini menjawabnya.
Setelah dari sritex, kami menuju perusahaan material dasar kaca yang terbuat dari kuarsa. Walau profil perusahaan dan isinya menurutku kurang menarik, tapi proses kimia dalam pabriknya asyik untuk disimak dan diteliti. Perjalanan kami berakhir di kawasan kraton dan alun-alun Solo. Berjalan-jalan, belanja dan mencari oleh-oleh menjadi aktivitas akhir dalam perjalanan ini. Dan ketika sore beranjak, kami pun dipaksa meninggalkan Solo yang penuh kenangan. Satu tekad yang kubawa kejogja adalah Lebih Berusaha dengan Keras Apapun yang kukerjakan untuk Menggapai Cita-Cita!
#Kesuksesan adalah akumulasi dari usaha-usaha yang kita kerjakan hari ini.
Posting Komentar untuk "Jangan Pernah Berharap Sukses Jika Tak Mau Bekerja Keras!"