Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menembus Batas 0,99: Telusur Gunung Kidul

Gambar 1. Pemandangan Pos 1 Gunung Api Purba


PECAS NDAHE. Mungkin kata seperti itulah yang bisa menggambarkan keadaan akal ini pada tanggal 25 Juli 2012. Sebenarnya saya hanya mengira ngira saja dengan kata itu bisa menggambarkan kondisi dengan tepat, walaupun saya tidak tahu mengenai muasal kata tersebut. Yasudahlah, tidak usah dipikir terlalu berat, soalnya lagi bulan puasa, walaupun bulan puasa sebenarnya tidak melarang manusia untuk berpikir keras. 

Setelah sebulan penuh mengurusi pelajar Muhammadiyah seKota Jogja dalam acara FORTASI atau kepanjangannya bagi yang ndak tahu adalah Forum Ta'aruf dan Orientasi Siswa. Banyak yang mengganggap FORTASI itu MOS atau OSPEK. Padahal jelas-jelas susunan hurufnya berbeda, tapi masih saja banyak orang yang mengganggap seperti itu. 

Yang jelas pikiran sudah mencapai klimaks kejenuhan, akal mulai tak berfungsi dengan baik, bahkan tubuh sudah mulai ogah menjadi bawahannya otak, mulai bertindak semaunya sendiri. Wajahpun sudah mulai kusut, seperti iklan purple orange, yang mukanya bisa geser2, tapi ini kenyataan woi, 'life is not a film', jadi ya wajah saya tidak geser kemana2, lari ditempat. 

Dua orang yang bersekongkol dengan saya punya ide gila untuk menjelajahi gunung kidul dibulan puasa. Lebih tepatnya sih hanya rencana mendaki gunung purba, saya buat seperti itu agar terlihat lebih wah saja. Gunung api purba terletak di desa nglanggeran, sekitar 45 menit ditempuh dari kota jogja. Sesampainya disana, kami bertiga memesan tiket dan mulai mendaki bukit tersebut. Awalnya hanya ingin lihat dari bawah saja, tapi entah bisikan dari mana kami bertiga mendaki hingga pos 1. Ketika sampai diatas, saatnya kami bilang "WOW" dengan pemandangan yang disajikan oleh gunung api purba, walaupun masih dipos satu. Bisa dilihat fotonya paling atas. Karena teman kami iqbal punya agenda lain, akhirnya kami memutuskan untuk turun. Jikalau kami paksa naik, bisa-bisa kami tidak bisa turun karena kehabisan energi. 

Akhirnya saya meneruskan perjalanan yang g jelas menuju wonosari, sedang iqbal kembali ke jogja memenuhi agendanya yang memanggil-manggil. Tanpa sengaja, ketika motorku melintas disebuah jembatan menuju wonosari, kami melihat view yang bagus, akhirnya kami bersetuju untuk berhenti sejenak. 


Gambar 2. Sebuah Jembatan
Selanjutnya kami menyusuri sungai yang menyimpan eksotika unik. Setelah kami cari tahu ternyata itu adalah sungai opak. Dan saatnya kami bilang "WOW" lagi. Walaupun sedang musim kemarau, dan gunung kidul terkenal dengan kekeringannya (maaf g maksud menyinggung, jangan marah ya GK,:) ternyata menyimpah eksotika alam yang wow. 


Gambar 3. Susur Opak
Gambar 4. Masih susur opak


Gambar 5. Jernihnya kali Opak
Gambar 6. Segarnya kali Opak (tapi g diminum, lagi puasa)

Setelah puas dengan kali opak, kami melanjutkan lagi perjalan g jelas menuju wonosari. Ternyata kami menemukan bandara alias pangkalan militer yang terlihat sepi dan berpeluang untuk dimasuki. Sedikit heran juga, didaerah gunung kidul ada bandaranya, tapi sepi dan bisa dimasuki siapa saja. Sedikit berfoto-foto, lantas kami mencoba landasan pacu dibandara tersebut dengan menggeber motor ditengah landasan. Speedometer sudah menunjukkan angka 100km/jam, tapi motorku belum juga terbang, yaialah, emangnya pesawat. Untung kami tidak dilempari warga karna dikira balapan, yaiya, mana ada balapan sendirian di siang bolong, dasar anak muda. Sebuah pengalaman yang wow juga bisa balap di bandara. 


Gambar 7. Berpose sebelum mencoba landasan bandara
Perjalanan yang g jelas kami lanjutkan, tanpa sengaja kami menemukan plang menuju air terjun sri getuk. Wah, puasa-puasa dan kemarau begini seger juga ke air terjun. Langsung saja kami tarik gas, tapi g ditancap ntar malah g bisa jalan. Disana juga kami bisa bilang wow. Sejuk dan benar benar "This is holiday and this is the real refreshing". Berkunjung kesana memang menyegarkan jiwa raga, wus. Tapi memang benar adanya, sayang kami tidak berenang, soalnya lagi puasa, hiks. Tapi g sampai nangis juga kali. 


Gambar 8. Menikmati Sri Getuk

Gambar 9. Mencoba air yang segar 
  
Gambar 10. Menyempatan berkunjung di gua dekat Sri Getuk 
Dan sampailah kita pada akhir cerita. Sekian dulu catatan perjalan kami, semoga bisa menjadi referensi atau hikmah kalau ada. Ambil yang baik, tinggalkan yang buruk, tapi jangan terus meninggalkan blog ini, ^^. Sebuah pesan, "tak selamanya yang ada dalam benak kita seperti kenyataannnya". Seperti gunung kidul yang kami anggap gersang saat kemarau ternyata menyimpan eksotika, kesegaran dan kesejukan alam yang wow. Jadi klarifikasi dan tabayyunlah terhadap suatu berita. Tapi berita yang ini asli woi. hehe.

#diselesaikan saat tanggal sedang 23, bulan lagi 9 dan tahun pada 2012

Posting Komentar untuk "Menembus Batas 0,99: Telusur Gunung Kidul"