Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menembus Batas 2: Borobudur Lampion Festival

BOROBUDUR MUSIK DAN LAMPION FESTIVAL 2014
(Rabu, 31 Desember 2014)


             Ba’da ashar kami mulai berkemas untuk mempersiapkan perjalanan ke Borobudur. Sebelum berangkat saya terlebih dahulu mencari rute alternatif yang dapat dicapai menuju Borobudur. Berhubung masa-masa liburan dan banyaknya acara malam tahun baru, kami mencari rute yang aman dari kemacetan. Melalui google maps akhirnya saya memutuskan untuk melalui jalur alternatif dengan rute Jogja-Kulon Progo-Borobudur.
Setelah selesai berkemas, Saya dan Almas berangkat menuju kampus UNY untuk menjemput Nining dan Gama. Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB saat kami bertolak dari rumah yang berlokasi di Condong Catur. Sampai di kampus UNY jam menunjukkan pukul 16.25 WIB. Setelah menunggu Gama dan Nining berkemas, akhirnya kami berangkat dari kampus UNY pukul 16.45 WIB. Kami berempat berangkat menggunakan 2 sepeda motor.
            Sampai di Jalan Godean kami singgah sejenak di Perumahan Nogotirto untuk meminjam kamera DSLR. Demi menghindari kemacetan di tengah Kota Jogja, kami melewati jalur Ring Road utara yang selanjutnya diteruskan ke jalan godean. Sore itu hujan tidak turun walau mendung menutupi langit. Setelah kami mendapatkan kamera DSLR, lantas kami melanjutkan perjalanan ke Borobudur via Nanggulan, Kulon Progo.
            Jalur alternatif yang kami lalui cukup sepi. Jalur alternatif via Kulon Progo ini kondisi jalannya cukup baik dan mulus. Namun ketika sampai di perbatasan DIY-Jateng, jalanan semakin menyempit dengan banyak lobang, sehingga kami harus berhati-hati. Bahkan terdapat dua lubang besar di tengah jalan yang membentuk kubangan akibat air hujan yang turun. Hari beranjak gelap ketika kami sampai di perbatasan DIY-Jateng. Selain jalanan yang berkelok, kondisi yang mulai gelap ditambah banyaknya hewan kecil yang berterbangan membuat pengendara motor harus ekstra hati-hati.
            Kami sampai di kawasan wisata Borobudur pukul 18.30 WIB. Sesampainya disana kami langsung menuju tempat reservasi tiket yang berada di pintu masuk Borobudur Study Center. Sebelumnya kami sudah memesan tiket ke panitia via telpon sejumlah 4. Tiket yang kami pesan adalah tiket festival. Harga tiket Festival sendiri Rp75.000,- dan untuk tiket platinum Rp100.000,. Setelah mendapatkan tiket, kami menunaikan ibadah shalat terlebih dahulu di masjid dekat area wisata Borobudur. Sesuai dengan jadwal yang tertera pada tiket, acara dimulai pukul 20.00 WIB, sehingga kami tidak terburu-buru untuk masuk ke tempat acara.


            Kami masuk ke area Borobudur Musik dan Lampion Festival 2014 pada pukul 19.30 WIB. Tampak area acara masih sepi dari pengunjung, tetapi perlengkapan sudah disiapkan dengan baik, termasuk stand makanan. Sembari menunggu acara dimulai, kami berempat makan malam terlebih dahulu di sebuah gazebo. Pukul 20.00 WIB lampu panggung sudah dinyalakan dan stand makanan sudah siap dengan hidangan makanannya, tetapi pengunjung masih terhitung sedikit.
Makanan yang disediakan pada acara ini tergolong sederhana dan tradisional, sebut saja jagung bakar, wedang ronde, gorengan, bakmi, angkringan, dll. Pengunjung tidak perlu lagi membayar makanan, karena harga makanan sudah termasuk kedalam tiket. Jadi pengunjung dapat memilih dan mengambil makanan yang tersedia sesukanya. Mendekati pukul 21.00 WIB, pengunjung semakin banyak memasuki area acara. Alunan musik mulai dimainkan oleh bintang tamu. Acara terhitung molor, karena sebenarnya dijadwalkan pukul 20.00 WIB tetapi baru dimulai pukul 21.00 WIB.
Bagi pengunjung yang memesan tiket platinum berhak duduk di sebelah depan dekat dengan panggung. Disediakan pula kursi khusus dan tenda untuk melindungi pemegang tiket platinum bila hujan turun. Bagi pemegang tiket festival, kursi disediakan dibelakang tempat platinum tanpa adanya tenda. Kursi yang disediakan pun tidak sebanding dengan jumlah pemegang tiket festival yang ada. Sehingga beberapa pengunjung ada yang berdiri atau duduk lesehan sekenanya.
Acara dibuka oleh MC pada pukul 21.00 WIB. Setelah dibuka oleh MC, dilanjutkan penampilan bintang tamu yaitu Hary Wisnu Yuniarta & The Big Band. MC begitu luwes membawakan acara, selain dengan menggunakan Bahasa Indonesia sesekali MC menggunakan Bahasa Inggris untuk menghargai wisatawan asing yang datang. Bintang tamu menampilkan lagu-lagu klasik dan hits yang dibawakan dengan ritme santai dan elegan. Dilihat dari pengunjung yang datang ke Borobudur Musik dan Lampion Festival, sebagian merupakan keluarga dan sebagian lain pasangan-pasangan muda yang sengaja datang untuk menikmati malam tahun baru. Dekorasi tempat acara dibuat epic dengan beberapa lampion yang terpasang di pinggir-pinggir jalan, dan lampu kuning yang digunakan untuk penerangan. Sesekali lampu panggung yang terang ikut menyorot kearah pengunjung acara.
Panitia juga menyediakan door prize bagi pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan seputar Borobudur. Peserta yang maju untuk menjawab pertanyaan, wajib menyebutkan identitas dan asalnya. Ternyata pengunjung tidak hanya datang dari area DIY-Jateng saja, melainkan dari berbagai daerah seperti Jawa barat, Sulawesi dan Lampung. Bintang tamu mengisi acara hingga menjelang tengah malam atau pukul 00.00 WIB, dimana pada waktu tersebut meruapakan momen yang paling dinanti oleh pengunjung yakni pelepasan lampion.  
Mendekati puncak acara yakni pelepasan lampion pada pukul 00.00 WIB, panitia membagikan lilin dan mainan otok-otok. Tepatnya pukul 11.30 dilakukan do’a bersama sebagai penutup tahun 2014 dan do’a harapan atau resolusi pada tahun 2015. Pada saat pembacaan do’a, semua lampu dimatikan, dan pengunjung menyalakan lilin yang sudah disediakan panitia. Lilin tersebut juga berfungsi untuk menyalakan lampion yang akan dilepas pada tengah malam. Setelah pembacaan do’a selesai, lantas panitia membagikan lampion berwarna merah kepada pengunjung.
Lampion yang disiapkan panitia seluruhnya berjumlah 2015. Lampion tersebut dilepaskan di 20 desa berbeda, sedangkan untuk di Borobudur Study Center, lampion yang dilepas sejumlah 515. Mendekati pukul 00.00 WIB lampion sudah mulai dinyalakan untuk mengisi uap didalam lampion agar dapat terbang. Tepat pukul 00.00 WIB lampion bersama-sama dilepas ke udara, sekaligus menandakan acara Borobudur Musik dan Lampion Festival 2014 resmi ditutup. Tidak semua lampion dapat diterbangkan ke udara, beberapa lampion gagal terbang karena sobek ataupun basah akibat gerimis yang turun. Lampion yang terbang membumbung ke udara sudah cukup membuat suasana tahun baru begitu berkesan bagi pengunjung. Di arah selatan Borobudur juga nampak beberapa lampion diterbangkan dari desa yang berbeda.

Saat pelepasan lampion, hampir semua pengunjung asyik mengambil gambar baik secara sendiri (selfie) maupun berkelompok (groufie). Beberapa reporter dari media massa turut mengabadikan momen yang langka ini. Hingga pukul 00.30 WIB, masih terdapat lampion yang diterbangkan saling susul menyusul. Akhirnya setelah semua lampion habis diterbangkan, para pengunjung satu-persatu mulai meninggalkan tempat acara. Panggung hiburanpun sudah mulai nampak dibereskan. Pengunjung mulai membanjiri tempat parkir dan pulang masing-masing dengan senyum sumringah karena malam tahun baru yang berkesan. 

Posting Komentar untuk "Menembus Batas 2: Borobudur Lampion Festival"