Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Mantra Ajaib untuk Meraih Sukses Hidup


Man Jadda wajada
Man Shobaro Dhofiro
Man Saara 'ala ad-darbi washala


Man Jadda wajada. Barangsiapa yang bersungguh sungguh maka dapatlah ia. Begitulah mantra pertama yang selalu dipegang teguh oleh Alif, tokoh utama dalam serial novel Negeri 5 Menara. Melalui keteguhan hatinya dalam bersungguh-sungguh menggapai impiannya, Alif dihadiahkan oleh Allah kesuksesan demi kesuksesan. Tetapi jangan anggap perjalanannya mudah dan selalu menemui kesuksesan. 

Tidak jarang Alif terjatuh dan gagal dalam pencapaiaannya, bahkan pernah mengalami titik terdepresi ketika ayahnya meninggal dan kondisi ekonomi keluarga yang menghimpit. Dalam novel kedua Ranah 3 Warna, Alif mampu bangkit dari keterpurukan setelah memantapkan hatinya untuk tidak lelah berjuang. Sebagaimana pesan Imam Syafi'i yang selalu teguh dipegangnya, "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang".

Setelah jatuh sakit hampir satu semester karena thypus, kesedihan yang masih mendera karena ayahnya meninggal, kemandirian yang harus ditempuhnya karena telah yatim, serta beban sebagai lelaki tertua dikeluarganya tentu beban hidup yang tidak mudah bagi seorang pemuda yang masih kuliah. Setelah menentukan untuk bangkit dan bersungguh-sungguh dengan apa yang diimpikannya, satu per satu mimpi itu terwujud. 

Melalui mantra pertama ini, Alif mamu membuktikan ke orang banyak yang mencomoohnya bahwa lulusan pondok dapat juga berkuliah di Universitas favorit melalui jalur UMPTN. Melalui mantra ini pula dia membuktikan seorang pemuda desa mampu berangkat ke Yordania dan Kanada dengan bebas biasa. Dan melalui mantra ini pula dia mampu menunjukkan kesungguhannya menembus koran-koran nasional untuk dimuat opininya. 


Man Shobaro Dhofiro. Barang siapa bersabar, beruntunglah dia. Mantra kedua ini sangat baik jika dipakai sebagai pelengkap mantra pertama. Karena tiada kesungguhan yang tidak membutuhkan kesabaran, dan tiada kesabaran yang tidak membutuhkan kesungguhan untuk bersabar. Maka ketika kita bersungguh-sungguh, barangtentu kita harus bersabar dalam kesungguhan kita untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. 

Mantra ini di novel Ranah 3 Warna lebih digambarkan pada sosok Rusdi. Si ahli pantun dari pelosok Kalimantan ini, ketika mendapat tugas magang di Kanada, dia mendapatkan tempat yang sangat memprihatinkan. Magang di kawasan pertanian dan peternakan membuat dia harus bekerja keras setiap harinya. Lahan pertanian berhektar-hektar dan ribuan ternak berada dibawah tanggungjawabnya, padahal jauh-jauh dia dari Kalimantan ingin merasakan rutinitas bertani dan ternak yang sering dia lakukan di kampungnya. 

Suatu ketika ia hampir putus asa, sampai Alif memberinya mantra jitu Man Shobaro Dhofiro. Dipegangnyalah mantra itu dengan bersabar akan pekerjaannya. Tidak hanya cukup bersabar dalam menyelesaikan tugasnya, mantra yang pertama juga harus dipraktekkan hingga berbuahlah sebuah kemanisan di akhir. Rusdi mendapat kesempatan untuk pergi jauh ke luar kota dengan pesawat pribadi miliki petani tempat magangnya, sebuah pengalaman yang luar biasa bagi dia menunggu keajaiban melalui kesabaran. 


Man Saara 'ala ad-darbi washala. Barang siapa yang berjalan pada jalan (tujuang yang dituju), sampailah dia (pada tujuannya). Mantra terakhir tentu sebagai penyempurna dari mantra-mantra sebelumnya. Ibarat rumah, mantra pertama adalah pondasinya, mantra kedua adalah tiangnya, sedang mantra ketiga adalah penyempurna baik atap, tembok, pintu maupun jendela. 

Sudah menjadi sunnatullah apa yang kita impikan harus kita usahakan melalui jalurnya. Tidak mungkin bukan kita menginginkan salju tetapi kita malah pergi ke padang pasir. Begitulah apa yang ditunjukkan oleh alif. Demi menggapai cita-citanya untuk berkeliling dunia dan menjadi jurnalis, Alif meninggalkan segala pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan cita-citanya. Alif berhenti dari pekerjaannya menjadi sales dan reseller lantas fokus menulis opini. 

Focus makes perfect, begitulah pepatah lain mengiyakan mantra ini. Tentu saja akhirnya alif mencapai apa yang diinginkannya. Banyak tulisannya dimuat di koran lokal maupun nasional, menjadi delegasi Indonesia ke luar negeri, dan kuliah dengan beasiswa luar negeri. Mantra terakhir inilah yang mengantarkan Alif, sosok yang menggambarkan penulisnya A. Fuadi untuk menjadi jurnalis internasional.

Sangat baik, jika mantra itu menjadi formulasi hidup kita untuk mencapai kesuksesan. Karena sukses tidak ada yang instan, perlu proses panjang dengan kesungguhan, kesabaran dan fokus!

Posting Komentar untuk "3 Mantra Ajaib untuk Meraih Sukses Hidup"